Berita-esport – Bisakah Football Manager Menjadi Esport?
Football Manager, permainan simulasi yang telah memikat hati penggemar sepak bola selama bertahun-tahun. Mungkin kini sedang berada di persimpangan jalan menuju dunia esports. Dikenal sebagai penerus spiritual dari Championship Manager pada era 90-an. Football Manager menawarkan pengalaman unik di mana pemain dapat mengendalikan tim sepak bola favorit mereka. Merasakan sensasi menjadi manajer sejati, baik secara solo maupun bersama teman.
Popularitas Football Manager tidak pernah surut. Dengan edisi terbarunya secara rutin menghiasi daftar 20 besar permainan yang paling banyak dimainkan di Steam. Jelas bahwa permainan ini memiliki daya tarik yang kuat. Pada bulan Agustus lalu, Miles Jacobson, Manajer Studio Sports Interactive. Mengungkapkan bahwa Football Manager 2024 telah dimainkan oleh lebih dari 12 juta pemain, mencatatkan peningkatan 97% dibandingkan tahun lalu. Ini membuktikan bahwa basis penggemar Football Manager bukan hanya besar. Tetapi juga sangat setia, dengan banyak dari mereka yang rela menghabiskan ratusan jam dalam permainan.
Namun, meskipun Football Manager telah lama berkembang, ada dorongan untuk mencari peluang baru. Salah satu area yang mengejutkan yang kini menarik perhatian adalah esports. Pertanyaannya, bisakah Football Manager diubah menjadi kompetisi esports yang serius?
Menciptakan Format Esport untuk Football Manager
Football Manager adalah permainan yang melibatkan keputusan strategis mengenai pengelolaan klub sepak bola. Pemain dapat menentukan susunan tim, transfer pemain, dan taktik yang diterapkan dalam pertandingan simulasi. Namun, salah satu tantangan utama dalam menjadikannya sebagai esport adalah sifatnya yang tidak dapat diprediksi. Setiap klub dikelola secara berbeda, dan banyak variabel yang membuatnya sulit untuk menentukan pemain terbaik secara objektif.
Untuk mengatasi tantangan ini, FIFAe baru-baru ini mengadakan salah satu acara esports yang paling inovatif dalam waktu lama. Piala Dunia FIFAe yang menampilkan Football Manager dirancang untuk mengubah permainan simulasi ini menjadi kompetisi esport, sambil tetap mempertahankan esensi aslinya. Acara yang berlangsung di Liverpool ini mengumpulkan 40 pemain, terdiri dari 20 manajer dan 20 asisten manajer, dari 19 negara untuk bersaing memperebutkan hadiah sebesar $100,000 (~£75,000). Kompetisi ini dibagi menjadi dua fase: fase Grup dan Playoff, yang masing-masing menampilkan mode karir tradisional dan fitur draft dari Football Manager.
Baca Juga : Apex Legends X ALGS, dan Posisi Saat Ini dalam Esports
Bisakah Football Manager Menjadi Esport?
Format dan Keterlibatan Komunitas
Di fase Grup, 20 manajer dibagi menjadi empat grup dengan masing-masing mewakili sebuah tim. Mereka harus menyelesaikan satu musim offline sehari, menghasilkan total tiga musim. Pemenang ditentukan berdasarkan performa manajer dalam liga, piala, dan tantangan harian. Manajer dengan poin terbanyak pada akhir musim ketiga melaju ke playoff. Selain itu, manajer pemenang grup juga mendapat kesempatan untuk mengunjungi klub yang mereka wakili, seperti Yokohama F Marinos, Brighton, Sporting CP, dan Dinamo Zagreb.
Turnamen ini bukan hanya soal kompetisi. Fase Grup menjadi acara yang dipimpin oleh komunitas dan pembuat konten. Penggemar dapat mengikuti siaran melalui saluran FIFAe, siaran publik dari manajer, atau saluran co-streamer. Salah satu pembuat konten, Zealand, bahkan menciptakan siaran ‘NFL Red Zone’ untuk memberikan komentar langsung dari siaran setiap manajer, meningkatkan keterlibatan penggemar.
Penilaian dan Masa Depan Esport Football Manager
Meskipun acara ini mencatatkan pemirsa puncak sebanyak 25,000 dengan total 142,404 jam tayang selama 52 jam, angka ini masih lebih rendah dibandingkan acara FIFAe sebelumnya. Namun, reaksi positif dari komunitas menunjukkan bahwa ada minat yang kuat terhadap konsep ini. Pertanyaannya, dapatkah Football Manager benar-benar menjadi esport yang sah?
Sejumlah orang, termasuk pembuat konten seperti Zealand, berargumen bahwa Football Manager dapat dibandingkan dengan poker profesional, yang menggabungkan keterampilan dan keberuntungan. Kevin ‘Lollujo’ Chapman juga menyebutkan bahwa Football Manager memiliki keterbatasan, tetapi mirip dengan acara seperti World Series of Poker yang menguji keterampilan dan keberuntungan.
Ke depan, masa depan Football Manager sebagai esport akan bergantung pada keputusan FIFAe dan Sports Interactive untuk melanjutkan dan mengembangkan acara-acara seperti ini. Sementara itu, acara FIFAe yang baru-baru ini diselenggarakan merupakan langkah besar dalam mengeksplorasi kemungkinan tersebut. Meski masih ada tantangan yang harus dihadapi, komunitas penggemar yang bersemangat dan inovasi dalam format acara menunjukkan bahwa Football Manager mungkin sedang dalam perjalanan menuju dunia esports yang lebih luas.
Sumber : Esport Insider