CEO Team Secret Di kecam Setelah Mengejek Pemain yang Menangis

Spread the love

Berita – esports – CEO Team Secret Di kecam Setelah Mengejek Pemain Rainbow Six Siege yang Menangis

CEO Team Secret, John ‘zypher84’ Yao, tengah menjadi sorotan. Setelah mengejek pemain Rainbow Six Siege asal Australia, Jake ‘Virtue’ Grannan, usai timnya tereliminasi dari turnamen Six Invitational 2025. Insiden ini menimbulkan kemarahan di kalangan komunitas esports, membuka diskusi mengenai kesehatan mental dalam dunia kompetitif.

Kekalahan yang Membawa Perubahan

Team Secret tersingkir lebih awal dari turnamen Six Invitational 2025 setelah gagal memenangkan satu pertandingan pun di babak grup. Tim ini mengalami kekalahan dari beberapa tim kuat seperti FaZe Clan, Shopify Rebellion, FURIA, dan CAG Osaka. Akibatnya, mereka hanya berhasil menempati posisi 20 besar, dengan hadiah uang sebesar $35.000 (~£28.274).

Setelah kekalahan tersebut, Virtue mengungkapkan bahwa dirinya telah di keluarkan dari daftar pemain Team Secret. Ia mengaku sangat “terkejut” karena hanya karena satu performa buruk di turnamen, ia harus kehilangan tempatnya di tim.

Sindiran CEO dan Reaksi Virtue

Sebagai tanggapan atas pengumuman tersebut, Yao memposting sebuah foto di media sosial yang menunjukkan anggota tim Team Secret. Berada di sebuah kamar hotel, dengan Virtue terlihat dari belakang. Foto ini seolah berusaha menunjukkan bahwa perubahan roster tersebut di dorong oleh perilaku Virtue, dengan nada yang terkesan sarkastik.

Virtue segera merespons dengan membagikan perasaan pribadinya. Mengungkapkan bahwa ia hampir menangis dan tidak dapat menatap rekan-rekan satu timnya. Karena rasa kecewa dan frustasi setelah eliminasi tersebut. Dia merasa tersinggung dengan cara Yao merespons situasi ini, yang malah menambah beban emosional yang ia rasakan.

CEO Team Secret Di kecam Setelah Mengejek Pemain Rainbow Six Siege yang Menangis

Baca Juga : Dewa United Esports Buka Open Trial untuk Pemain dan Pelatih MLBB

Kritik Meluas dari Komunitas Esports

Setelah Yao memposting foto tersebut, banyak anggota komunitas Rainbow Six esports yang memberikan dukungan kepada Virtue. Mengkritik sikap Yao. Mereka menganggap bahwa tindakan CEO tersebut memalukan dan tidak menghormati perasaan manusiawi seorang pemain. Banyak yang menekankan bahwa pemain esports adalah individu yang juga memiliki perasaan. Seharusnya tidak di permalukan hanya karena menunjukkan emosi.

Virtue pun menuliskan cuitan yang menyentuh hati: “Semoga Tuhan melarangmu menangis setelah merasa tereliminasi dari turnamen. Lalu kamu tidak ingin orang melihatmu menangis sehingga kamu menundukkan kepala di meja. Kamu bisa di keluarkan karenanya. Ternyata pria dewasa tidak boleh menangis, saya lupa itu…”

Permintaan Maaf dan Pembicaraan Tentang Kesehatan Mental

Setelah menerima banyak kecaman, Yao akhirnya mengakui kesalahannya. Dia berencana untuk meminta maaf kepada Virtue secara langsung. Meskipun banyak yang kecewa dengan perilaku Yao. Insiden ini memberikan kesempatan untuk membuka percakapan yang lebih luas mengenai pentingnya kesehatan mental dalam dunia esports.

Pemain esports bertanding di panggung besar dengan tekanan yang luar biasa, sering kali berkompetisi untuk hadiah uang yang sangat besar. Masyarakat mulai menyadari pentingnya dukungan mental untuk para atlet elektronik ini. Yang sering kali menghadapi kecemasan dan stres akibat hasil buruk.

Insiden Lain yang Mengguncang Six Invitational 2025

Namun, insiden terkait Yao bukanlah satu-satunya kontroversi yang terjadi selama Six Invitational 2025. Di luar perselisihan antara CEO Team Secret dan Virtue, ada insiden lain yang melibatkan pelatih M80, Matheus ‘Budega Figueiredo’. Setelah terlibat dalam alterkasi dengan tim DarkZero Esports pasca-pertandingan. Budega menerima larangan dua tahun dari semua acara Rainbow Six yang diselenggarakan oleh BLAST. Dengan larangan ini, Budega tidak akan bisa berpartisipasi dalam turnamen R6 BLAST hingga edisi Six Invitational 2027 berakhir.

Menjaga Mentalitas Pemain di Tengah Persaingan Ketat

Meskipun insiden-insiden ini mengundang kontroversi, mereka turut membuka kesempatan. Untuk membicarakan lebih dalam mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental dalam dunia esports. Sebagai industri yang berkembang pesat, kompetisi esports semakin menjadi arena yang penuh tekanan. Di mana para pemain bukan hanya berjuang untuk kemenangan, tetapi juga untuk mempertahankan keseimbangan emosional dan mental mereka.

Para pemain esports, seperti halnya atlet fisik, membutuhkan dukungan yang sama untuk mengatasi tekanan tersebut. Semoga insiden ini menjadi titik balik untuk peningkatan perhatian terhadap kesejahteraan mental para pemain di masa depan.

Sumber : Esports Insider

Related Posts

Playoff MDL ID Season 12: Delapan Tim Terbaik Siap Panaskan Jakarta!

Spread the love

Spread the loveBerita-Esports – Playoff MDL ID Season 12: Delapan Tim Terbaik Siap Panaskan Jakarta! Pertarungan menuju tahta tertinggi MDL Indonesia Season 12 (MDL ID S12) akhirnya tiba! Setelah berbulan-bulan bertanding sengit…

PUBG MOBILE x Dying Light: The Beast — Mode Zombie

Spread the love

Spread the loveBerita-Esports – PUBG MOBILE x Dying Light: The Beast — Mode Zombie Eksklusif Hadir hingga 4 November! PUBG MOBILE kembali mengguncang dunia game mobile dengan kolaborasi epik. Bersama Dying…

You Missed

Playoff MDL ID Season 12: Delapan Tim Terbaik Siap Panaskan Jakarta!

Playoff MDL ID Season 12: Delapan Tim Terbaik Siap Panaskan Jakarta!

PUBG MOBILE x Dying Light: The Beast — Mode Zombie

PUBG MOBILE x Dying Light: The Beast — Mode Zombie

Fruit Tea World Games MLBB Competition 2025

Fruit Tea World Games MLBB Competition 2025

MLBB Rayakan 9 Tahun Kesuksesan Global Lewat Festival “9th to Meet You”

MLBB Rayakan 9 Tahun Kesuksesan Global Lewat Festival “9th to Meet You”

Marvel Rivals Hadirkan Mode PvE “Marvel Zombies” di Season 4.5

Marvel Rivals Hadirkan Mode PvE “Marvel Zombies” di Season 4.5

Akun YouTube MLBB Esports Di Tangguhkan

Akun YouTube MLBB Esports Di Tangguhkan