“Ambisi Besar untuk Berkembang”: Team Vitality dan Rekrutan Barunya Bersiap Menyambut Piala Dunia Esports
beritae-sports – Team Vitality sedang bersiap menghadapi tantangan besar di Piala Dunia Esports, sebuah kompetisi global yang akan digelar di Arab Saudi musim panas ini. Dalam lebih dari sebulan, turnamen ini akan menyelenggarakan kompetisi dalam 19 judul berbeda dengan total hadiah fantastis lebih dari $60 juta (~£47 juta).
Selain turnamen esports reguler, akan ada ‘Kejuaraan Klub’ yang memberikan penghargaan kepada organisasi paling konsisten di berbagai judul. Untuk bisa masuk dalam 16 besar (dengan pool hadiah $20 juta yang akan dibagikan), klub harus masuk dalam 8 besar setidaknya dalam dua judul. Untuk memenangkan turnamen klub, organisasi juga harus memenangkan setidaknya satu judul, menjadikan partisipasi dalam berbagai turnamen sebagai kunci. Peringkat akan didasarkan pada poin yang diperoleh atlet dari masing-masing klub selama berbagai kompetisi.
“Piala Dunia ini adalah peluang besar,” kata Nicolas Maurer, CEO & Co-founder Team Vitality kepada Esports Insider. “Ide bahwa semua klub akan bertemu musim panas ini untuk memperebutkan salah satu trofi terbesar dalam esports sangat menggoda.”
Perekrutan Besar-besaran
Team Vitality telah melakukan perekrutan besar-besaran selama enam bulan terakhir, menambah kekuatan baru ke dalam tim mereka. Mereka telah merekrut roster Starcraft 2 dari Korea (ONSYDE), tim simracing RENNSPORT yang didirikan oleh mantan bintang F1 Romain Grosjean (R8G Esports), roster Mobile Legends: Bang Bang wanita tingkat atas dari Indonesia (Bigetron Era), pemain Tekken 8 dari Korea (Jeon ‘Jeondding’ Sanghyeon), dan bintang baru Street Fighter 6 dari Kanada (Sayff).
Langkah ini berbeda dengan tren terbaru dalam esports di mana organisasi lebih fokus pada judul tertentu untuk menjaga prestise dan keberlanjutan. Team Vitality sendiri sebelumnya memprioritaskan Counter-Strike dan Rocket League, dan strategi ini berhasil dengan baik. Namun, sekarang mereka mengubah arah.
Mengatasi Tantangan dan Kontroversi
Maurer menegaskan bahwa meskipun ada siklus dalam industri esports, mereka tetap optimis terhadap pertumbuhan jangka panjang. “Kami memiliki keinginan yang sangat besar untuk mengembangkan Vitality, menjangkau audiens yang lebih luas, dan melayani markets baru. Menambahkan tim baru memang memerlukan biaya, tetapi juga membawa tantangan dalam hal sumber daya dan fokus.”
Kontroversi terkait keterlibatan pemerintah Saudi tidak luput dari perhatian mereka. “Ada investasi dan komitmen besar di baliknya, dan kami berharap ini akan berlangsung lebih dari dua tahun. Kami berharap kompetisi ini menjadi pokok dalam industri esports,” kata Maurer.
Strategi Perekrutan yang Cermat
Danny Engels, Direktur Korporat Operasi Global baru untuk Team Vitality, bertanggung jawab atas strategi perekrutan untuk Piala Dunia Esports. Engels menghabiskan berbulan-bulan menganalisis skena global dari judul-judul Piala Dunia di mana Team Vitality belum memiliki tim.
Maru (Cho Seong-ju) dari Starcraft 2, Jeondding dari Tekken 8, tim RENNSPORT yang mendominasi, dan squad Mobile Legends: Bang Bang dari Bigetron Era adalah beberapa rekrutan baru yang diharapkan bisa membawa prestise dan gelar untuk Vitality.
Membangun Reputasi Global
Strategi ini tidak hanya bertujuan untuk tampil baik di Piala Dunia Esports tetapi juga untuk memperluas pengaruh Vitality di Amerika. “Sangat mengejutkan betapa banyak orang di Amerika Serikat yang tidak benar-benar tahu tentang Team Vitality,” kata Engels.
Dengan pemain baru, staf pendukung baru, dan tujuan ambisius, Team Vitality memandang Piala Dunia Esports sebagai katalis untuk ekspansi mereka. Hanya waktu dan kemenangan yang akan menentukan apakah strategi besar mereka akan berhasil.
Baca Juga : Guild Esports – 8,28% Saham Diakuisisi
Sumber : Esport Insider